Minggu, 07 Maret 2010

Angka Lempengan Total metode Plate Count

TUJUAN: Mengetahui jumlah bakteri yang ada dalam sampel

Prinsip: Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah contoh diinkubasikan dalam perbenihan yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 35±1˚C

TEORI DASAR

Penyebaran mikroorganisme yang tumbuh pada bahan hasil pertanian pada hasil olahnya pada umumya terdiri dari bakteri, jamur/kapang, virus dan disamping itu terdapat juga binatang satu sel. Pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme dalam bahan ( makanan ), akan menyebabkan perubahan-perubahan tertentu yaitu : perubahan yang bersifat fisik dan dan kimiawi, sebagai contoh yaitu: konsistensi bahan menjadi lunak, timbul gas atau aroma tertentu dan zat racun yang membahayakan. Jumlah penyebaran bakteri/mikroorganisme pada bahan (makanan ) yang sedang mengalami pembusukan sangat bervariasi jumlahnya dan tidak sama jenis ( species )-nya serta tergantung pada: varietas, habitat, susunan kimia, cara penanganan, suhu penyimpanan, dan lain-lain.

Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan berbagai macam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung.

1. Perhitungan jumlah mikroba secara langsung

Jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup. Berbagai cara perhitungan mikroba secara langsung menggunakan:

a. Counting chamber

b. Cara pengecatan dan pengamatan mikroskopik

c. Filter membrane

2. Perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung

Jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan factor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba. Perhitungan jumlah mikroba secara tidak langsung ini dapat dilakukan dengan:

a. Menggunakan pemusing

b. Berdasarkan atas kekeruhannya

c. Menggunakan penghitung elektronik

d. Berdasarkan analisa kimia

e. Berdasarkan bobot kering

f. Menggunakan cara pengenceran

g. Menggunakan cara jumlah mikroba yang paling mungkin Most (Probable Number=MPN)


ALAT dan BAHAN

Alat : Cawan petri Mikropipet + tip Hot plate Incubator

Mikroskop Erlenmeyer

Tabung reaksi + rak Lampu spirtus

Tissue Kapas

Autoclave Pipet volum 25 ml

Vortex Autoclav

Toples

Bahan: Sampel (susu)

Media NA (Natrium Agar)

Aquadest

alcohol 70%

LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Menyemprot meja kerja dan tangan praktikan dengan alcohol 70%

3. Membungkus cawan petri, tabung reaksi, pipet volum dan tip dengan kertas Koran,(tabung reaksi masing-masing diisi 9 ml aquadest dan lubang tabung reaksi ditutup dengan kapas)

4. Mengisi toples dengan225 ml aquadest dan menutup rapat

5. Membuat media NA (Natrium Agar)

6. Mensterilisasi semua alat yang telah dibungkus kertas koran, media dan aquadest dalam toples pada autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C

7. Mendinginkan alat dan bahan yang telah disterilisasi

8. Melakukan pengeceran, sampel dimasukan ke dalam toples yang berisi 225 ml aquadest yang telah steril (10ˉ2) dilakukan secara aseptis, mengocok 25 kali

9. Melakukan pengenceran berikutnya yaitu memipet 1 ml dari toples (10ˉ2) dimasukan ke tabung reaksi pengenceran 10ˉ3, memvortex tabung lalu memipet 1 ml dimasukan ke tabung pengenceran 10ˉ4 dan 1 ml lagidi masukan ke cawan petri dilakukan secra aseptis

10. Melakukan pengenceran berikutnya hingga pengenceran 10ˉ

11. Cawan petri yang telah terisi digoyang-goyangkan

12. Menuangkan media ke masing-masing cawan, membalikan posisi cawan

13. Memasukan cawan petri ke dalam incubator dengan posisi terbalik pada suhu 35±1˚C selama 24-48 jam

14. Mencatat pertumbuhan koloni pada masing-masing cawan yang mengandung 25-250 koloni dan melihat bentuknya dengan mikroskop

DATA HASIL PENGAMATAN

Pengenceran Hasil

10ˉ3 : 0

10ˉ4 : 14

10ˉ5 :7

10ˉ6 : 0

Blanko : -



PERHITUNGAN

4 x 10ˉ3 = 0,4 x 10ˉ4

7 x 10ˉ4

= 0,4 . 10ˉ4 + 7 . 10ˉ4 = 7,4 x 10ˉ4

2 2

= 3,7 x 10ˉ4 koloni/gram

PEMBAHASAN

Praktikum yang dilakukan adalah untuk mengetahui pada sampel. Angka lempengan total yaitu jumlah bakteri mesofil aerob yang hidup pada sampel. Bakteri mesofil aerob adalah golongan bakteri yang tumbuh baik pada suhu 25-40˚C dalam suasana mengandung asam.Pada praktikum ini sebelumnya alat disterilisasi terlebih dahulu pada autoclave selama 15 menit pada suhu 121˚C agar semua alat dan bahan yang akan digunakan steril/tidak ada mikroorganisme penganggu sehingga tidak akan mempengaruhi hasil akhir. Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organism yang terdapat pada atau di dalam suatu benda.


Sampel yang akan diuji adalah air keran dan bakso, praktikum dilakukan dua kali dan praktikum pertama adalah mengetahui Angka Lempengan Total pada air keran sedangkan pada praktikum kedua adalah air keran dan bakso. Sebelum semua kegiatan dilakukan, terlebih dahulu meja kerja dan tangan praktikan disemprot dengan alkohol 70% karena untuk menghindari terkontaminasi dengan mikroba lain yang ada disekitar. Media yang digunakan adalah PCA (Plate Count Agar) karena mempunyai susunan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan substrat bakteri mesofil aerob yang akan dianalisa. Yang terkandung dalam PCA (Plate Count Agar) adalah:

· Yeast: 2,5 gram

· Pancreatic digest of Caseine: 5 gram

· Glucose: 1 gram

· Agar: 15-20 gram

· Air suling: 1 liter


Semua bahan dilarutkan pada pH 7,0 yaitu netral karena bakteri dapat tumuh baik pada suasana netral. Media dipanaskan agar semua bahan homogen, pemanasan dibantu dengan magnetic sterrer untuk meratakan pemanasan.


Pada praktikum pertama yaitu sampel air keran dipipet 25 ml dan dimasukan ke dalam toples yang berisi 225 ml aquadest steril, proses ini dilakukan didekat api agar aseptis. Kemudian dikocok 25 kali tujuannya agar homogen, dan dilakukan pengenceran yaitu dipipet 1 ml dengan menggunakan mikropipet yang dilengkapi tip yang telah disterilkan dan dimasukan ke dalam tabung reaksi 10ˉ3 yang berisi 9 ml aquadest yang telah steril. Untuk memasang tip pada mikropipet adalah dengan menekan ujung mikropipet dan memasukan lubang yang ada diujung mikropipet pada tip, proses ini juga dilakukan didekat api agar aseptis. Pemasangan tip untuk mikropipet tidak dilakukan dengan tangan karena dikhawatirkan akan terkontaminasi karena tip sudah steril dan walaupun tangan sudah disemprot alkohol 70% tidak menutup kemungkinan akan terkontaminasi dengan mikroba lain karena mikroba tidak terlihat oleh mata secara langsung. Memipet dilakukan secara aseptis dengan cara didekat sumber api/lampu spirtus agar tidak terkontaminasi dengan mikroba-mikroba lain. Tabung reaksi tersebut divortex tujuannya agar pengenceran homogen, setelah divortex kemudian memipet 1 ml dari tabung reaksi dimasukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10ˉ4 yang berisi 9 ml aquadst yang sudah steril dan 1 ml dimasukan ke dalam cawan petri steril yang dilakukan secara aseptis.

Pengenceran dilakukan sampai 10ˉ8 dan setiap sesudah pengenceran dilakukan pergantian tip dengan yang baru agar tidak mempengaruhi dalam pengenceran berikutnya dan pengenceran harus divortex. Cawan petri yang telah diisi digoyang-goyangkan agar merata, setelah itu dilakukan penunagan media pada masing-masing cawan petri. Media PCA dituangkan secukupnya karena bila terlalu sedikit maka bakteri tidak akan tumbuh dengan baik, suhu media jangan terlalu dingin karena media sudah membeku/mengental sebelum dituangkan karena akan mempengaruhi hasil akhir dan kemungkinan bakteri tumbuh tidak seperti yang diharapkan, juga jangan terlalu panas karena akan langsung membunuh bakteri sehingga hasil akhir yang diharapkan tidak akan sempurna. Masing-masing media pada cawan petri dibiarkan membeku dan posisinya dibalikan.

Setelah semua media membeku kemudian dimasukan ke dalam incubator untuk diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu ±35˚C yang merupakan suhu optimum tumbuhnya bakteri. Dilakukan juga blanko untuk sebagai pembanding, blanko hanya berisi media saja.

Masa pertumbuhan bakteri adalah cepat, sehingga bakteri mesofil aerob dapat dihitung sebagai koloni Angka Lempengan Total per ml. Berdasarkan SNI jumlah koloni yang dihitung yaitu antara 25-250 koloni. Cawan petri yang telah diinkubasi sela 24-48 jam diamati dan dihitng. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dihitung bahwa jumlah Angka Lempengan Total pada air keran yaitu 2,4x104 koloni/ml. Angka lempengan Total yang terdapat pada sampel air keran ini membuktikan bahwa kualitas air tersebut cukup baik, bersih dan mengandung bakteri yang tidak banyak karena jumlah Angka Lempengan Total sedikit.

Pada praktikum kedua yaitu dengan sampel air keran dan bakso yang bertujuan Menghitung Angka Lempengan Total. Sepertihalnya pada praktikum pertama maka langkah kerja untuk sampel air pada praktikum ini juga sama, hanya saja proses pengenceran sampai pengenceran 10ˉ8. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dihitung bahwa jumlah Angka Lempengan Total pada air keran yaitu

0,6x104 koloni/ml. Pada sampel kedua yaitu bakso sebelumya dihancurkan terlebih dahulu dengan cara diblender, hal ini dilakukan agar sampel bakso dapat homogen karena bila sampel bakso berbentuk bulat tidak dihancurkan maka tidak akan homogen saat dilarutkan pada pengencer aquadest 225 ml/10ˉ1. Sampel bakso yang telah hancur ditimbang sebanyak 25 gram. Media yang digunakan masih tetap PCA (Plate Count Agar) karena adalah tempat bakteri tumbuh dan berkembangbiak dengan baik. Sebelum kegiatan dilakukan maka meja kerja dan tangan praktikan disemprot dengan alkohol 70%. Sampel bakso yang telah ditimbang dimasukan dalam larutan pengencer 225 steril/aquades, langkah ini dilakukan didekat api agar tidak terkontaminasi dengan mikroba lain. Kemudian sampel bakso dan pengencer dalam toples tersebut dikocok 25 kali agar homogen.

Langkah selanjutnya yaitu mengencerkan pada tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest yang telah steril yaitu tabung 10ˉ2, memipet 1 ml dengan mikropipet dan memasukannya ke dalam tabung reaksi pengenceran 10ˉ3. Setelah itu memvortex beberapa detik agar homogen dan memipet 1 ml untuk dimasukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10ˉ4 dan 1 ml untuk dimasukan ke dalam cawan petri yang telah steril, setiap pergantian pengenceran maka tip diganti agar aseptis dan tidak terjadi kontaminasi. Pengenceran dilakukan hingga pengenceran 10ˉ8. Setelah semua cawan petri terisi maka dituangkan media secukupnya, posisi cawan dibalikan dan dibiarkan hingga beku/mengental menjadi agar, penuangan dilakukan secara aseptis dekat sumber api agar tidak terganggu atau terkontaminasi oleh mikroba yang tidak diharapkan. Jika media sudah menjadi agar maka langsung dimasukan dalam incubator selama 24-48 jam selama ±35˚C. Bakteri mesofil akan tumbuh karena suhu tersebut merupakan suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri.

Masa pertumbuhan bakteri adalah cepat, sehingga bakteri mesofil aerob dapat dihitung sebagai koloni Angka Lempengan Total per ml. Berdasarkan SNI jumlah koloni yang dihitung yaitu antara 25-250 koloni. Cawan petri yang telah diinkubasi sela 24-48 jam diamati dan dihitng. Berdasarkan kedua data yang telah diperoleh dan dihitung rata-rata jumlah Angka Lempengan Total pada bakso yaitu 4,65x10 6 koloni/gram dari pengenceran 10ˉ5.

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan berdasarkan data hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa praktikum ini dilakukan untuk mengetahui jumlah Angka Lempengan Total dengan metode Plate Count. Dalam pengenceran dan penuangan harus secara aseptis juga alat dan bahan yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu dalam autoclav. Angka Lempengan Total Pada praktikum pertama denngan sampel air yaitu 2,4x104 koloni/ml sedangkan pada praktikum kedua yaitu Angka Lempengan Total air adalah 0,6x104 koloni/ml dan Angka Lempengan Total bakso adalah 4,65x106 koloni/ml.

DAFTAR PUSTAKA

1. SNI (Standar Nasional Indonesia) Cara Uji Cemaran Mikroba 01-2897-1992

2. M, Badhowie. 1982. Petunjuk Praktek Pengujian Mutu hasil Pertanian 2. Jakarta: DEPDIKBUD

3. Muctahdi, dedi. 1978. Mikrobiologi Hasil Pertanian 1. Jakarta: DEPDIKBUD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar